Sosialisasi Gerakan Revolusi Mental DWP Provinsi Bali Hadirkan Bunda Arsaningsih. soultc.com. Gerakan “ REVOLUSI MENTAL” yang telah dicanangkan oleh Bapak Presiden Joko Widodo atau yang lebih dikenal dengan bapak JOKOWI tidak dapat berjalan bila hanya dilakukan oleh segelintir kelompok saja, diperlukan peran serta semua golongan untuk dapat membuat gerakan itu menjadi gerakan masif dan serentak agar tujuan nasionall, mewujudkan masyarakat adl dan makmur secara merata serta berkesinambungan antara material dan spiritual.
Ibu Tjokorda Istri A. Pemayun, selaku ketua Dharma Wanita Perhimpunan, merasa bahwa tujuan nasional itu akan berhasil bila para istri Aparatut Sipil Negara yang terhimpun dalam Dharma Wanita Perhimpunan mau dan mampu meningkatkan kualitas sumber daya yang dimiliki dan mendukung Gerakan Nasional Revolusi Mental tersebut.
Untuk dapat meningkatkan kualitas sumber daya dan menghancurkan delapan belas karakter yang harus dilawan/dihancurkan dalam mendukung Gerakan Nasional Revolusi , yaitu selalu berpikir negatif, suka menunda pekerjaan, tidak fokus, kurang percaya diri, selalu peseimis, malas, mas bodoh, mudah menyerah, serakah, egois/mementingkan diri sendiri, boros, tidak jujur, anti perubahan, menghindari tanggung jawab, tidak memiliki komitmen, meremehkan mutu, feodal, dan munafik Dharma Wanita Pesatuan mengundang Bunda Arsaningsih pada tanggal 15 januari 2016 dalam acara Sosialisasi Gerakan Nasional Revolusi Mental di Gedung Ksirarnawa, Art Center, Denpasar
“jika ingin dihinggapi lalat, jadilah seonggok sampah. Namun jika ingin dihinggapi kupu-kupu, jadilah sekuntum bunga yang harum semerbak mewangi. Sehingga bisa turut menyukseskan Gerakan Nasional Revolusi Mental”
Ibu Tjokorda Istri A. Pemayun,
Ketua Dharma Wanita Perhimpunan,
Bunda Arsaningsih menekankan bahwa wanita memilki peran penting dalam proses GNRM, karena karakter sesorang dimulai dari proses kehamilan, dan akan dilanjutkan dalam proses rumah tangga, jadi seorang wanita diharpkan tidak berkecil hati karena merasa diri lebih rendah atau tidak berperan. Diharapkan, dengan pemahaman itu, setiap ibu dapat menjadi agen perubahan dan akan membangun Indonesia menjadi bangsa yang kuat.
Acara yang ini ditutup dengan pesan dari Ketua Dharma Wanita. “jika ingin dihinggapi lalat, jadilah seonggok sampah. Namun jika ingin dihinggapi kupu-kupu, jadilah sekuntum bunga yang harum semerbak mewangi. Sehingga bisa turut menyukseskan Gerakan Nasional Revolusi Mental” ujar beliau.
Ingin Bunda Arsaningsih bebagi di kantor atau komunitas anda? Silahkan hubungi SOUL Office Bali atau Jakarta.